ARTICLE AD BOX
Abstract
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu ikan endemik Sumatera Selatan yang memiliki nilai ekonomis penting dan potensial untuk dikembangkan selain harganya termasuk tinggi, juga kandungan gizinya yang baik. Ikan gabus memiliki kandungan albumin, di mana albumin biasa digunakan untuk menyembuhkan bekas luka lama pada kulit manusia. Namun pertumbuhan ikan gabus masih tergolong lambat sehingga proses pemijahan juga lambat, karena faktor tekanan osmosis tubuh lebih padat dari pada lingkungannya. Penangkapan ikan gabus yang tinggi di alam dapat mengakibatkan kepunahan, dikarenakan tingginya angka kebutuhan ikan gabus yang sering digunakan sebagai bahan baku kerupuk dan makanan di Sumatera terkhususnya di Sumatera Selatan, hal ini perlu adanya rekayasa lingkungan budidaya ikan gabus guna menjaga kelestarian ikan gabus, rekayasa lingkungan tersebut dilakukan dengan pemeliharaan ikan gabus dalam media bersalinitas 0‰ (tidal fresh) hingga 12‰ (mesohaline). Penelitian terdiri atas dua tahap, tahap pertama adalah penelitian pendahuluan berupa uji rentang toleransi salinitas dilakukan pada Juli 2023 menggunakan 100 ekor ikan/kolam terpal dengan total empat kolam terpal yang terdiri dari penambahan salinitas yang berbeda pada masing-masing kolamnya yaitu 1, 2, 3, dan 4‰ setiap 24 jam hingga ikan tersebut mengalami mortalitas 100%, dan tahap kedua yaitu penelitian utama dilakukan pada Januari hingga Maret 2024 menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perlakuan masing-masing terdiri dari empat ulangan, perlakuan ditentukan berdasarkan penelitian pendahuluan yaitu uji rentang toleransi salinitas. Objek uji yang digunakan adalah benih ikan gabus ukuran juvenil 5,6 – 6,5 cm sebanyak 10 ekor/akuarium, bersumber dari pembudidaya di bawah pengawasan Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Provinsi Sumatera Selatan. Ikan dipelihara dalam akuarium selama empat pekan dengan menggunakan pakan komersial PF 800 dengan kisaran protein 40 – 42% yang diberikan secara at satiation. Parameter uji berupa tingkat kelulushidupan, tingkat kadar glukosa, kadar protein dan albumin, kadar dan kandungan proksimat, pertumbuhan, Rasio Konversi Pakan (RKP), Rasio Efisiensi Protein (REP), Indeks Hepato-Somatik (IHS), Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP), dan Tingkat Kerja Osmotik (TKOs). Data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitas, apabila data tersebar normal dan bersifat homogen, dilakukan analisis menggunakan uji Analisis Varian (ANOVA) dengan selang kepercayaan 95%. Apabila terdapat perbedaan nyata pada data antar perlakuan (< 0,05) maka dilakukan uji Tukey untuk melihat selisih perbedaan dan perlakuan yang terbaik, data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penelitian ini memberikan hasil berupa pengaruh dari media pemeliharaan yang diberi salinitas sebagai perlakuan terhadap pertumbuhan dan kualitas produk berupa albumin dan proksimat terkhusus protein dan lemak pada benih ikan gabus ukuran juvenil. Pengaruh pada pertumbuhan menunjukkan perlakuan 9‰ memberikan pengaruh tertinggi dengan hasil bobot relatif 16,29 ± 0,34%, bobot spesifik 14,24 ± 0,10 g, dan panjang tubuh 8,49 ± 0,37 cm, namun untuk hasil kualitas menunjukkan perlakuan 3‰ memberikan pengaruh tertinggi dengan hasil albumin sebesar 3,1 g/dL dan proksimat protein sebesar 53,82 ± 0,14% pada kadar air 24,09 ± 0,68%. Perlakuan dengan setiap parameter yang digunakan memiliki korelasi dan saling memberikan pengaruh.