HUBUNGAN RIWAYAT DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN YANG BARU TERDIAGNOSIS DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP HASIL LUARAN KLINIS PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT – NON ELEVASI SEGMEN ST DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Ma'shum, Novi Riyadhah (2025) HUBUNGAN RIWAYAT DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN YANG BARU TERDIAGNOSIS DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP HASIL LUARAN KLINIS PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT – NON ELEVASI SEGMEN ST DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin Makassar.

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang: Penyakit kardiovaskular (PKV) merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia. Peningkatan kasus kardiovaskular meningkat pesat dengan 17,9 juta kematian setiap tahunnya dan mencakup 32% dari seluruh kematian. Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan komorbiditas umum pada pasien dengan penyakit kardiovaskular. Secara spesifik, DMT2 terdeteksi pada lebih dari 20% pasien yang dirawat karena dugaan SKA, sehingga menyebabkan peningkatan mortalitas di rumah sakit sebanyak 2 kali lipat dan risiko kejadian Major Adverse Cardiac and Cerebrovascular Events (MACCE) yang lebih tinggi selama periode tindak lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara Status Diabetes Melitus dengan kejadian MACCE pada pasien NSTEMI. Sebagai data tambahan yang menunjukkan hasil hubungan antara status DM dan tingkat keparahan lesi koroner.
Metode: Penelitian kohort retrospektif dilakukan dengan menganalisis data dari Acute Coronary Syndrome Registry di Pusat Jantung RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dari Januari 2021 hingga Desember 2023. Data dikumpulkan dari pasien yang didiagnosis dengan NSTEMI dan T2DM Sebelumnya Diketahui atau diagnosis T2DM yang baru didiagnosis. Penilaian tindak lanjut dilakukan 6 bulan pasca-pulang rawat inap untuk mengevaluasi kejadian MACCE, dan tingkat keparahan lesi koroner berdasarkan hasil angiografi koroner.
Hasil: Diantara 129 pasien dengan NSTEMI dan T2DM Sebelumnya Diketahui atau T2DM yang baru didiagnosis, usia rata-rata adalah 61,62 ± 9,3 tahun, dan 75,19% adalah laki-laki. Pasien NSTEMI dengan T2DM yang sebelumnya diketahui memiliki risiko MACCE 2,2 kali lebih tinggi pada 6 bulan (p = 0,034)
xii
dibandingkan dengan T2DM yang baru didiagnosis. Pasien NSTEMI dengan T2DM yang diketahui sebelumnya memiliki risiko Gagal Jantung 8,1 kali lebih tinggi pada 6 bulan (p=0,002) dibandingkan dengan T2DM yang baru didiagnosis. Faktor risiko penting yang terkait dengan terjadinya MACCE pada pasien NSTEMI dengan T2DM yang diketahui sebelumnya dan T2DM yang baru didiagnosis secara keseluruhan adalah LVEF (p= <0,001) dan Revaskularisasi (p=0,047). Tingkat keparahan lesi koroner pada pasien menunjukkan bahwa jumlah arteri koroner dengan stenosis tidak berbeda secara signifikan antara pasien dengan T2DM yang diketahui sebelumnya dan T2DM yang baru didiagnosis (p = 0,662). Kami membuat suatu algoritma prediktif dengan nilai AUC 81,56% dan Spesifisitas 76,47% untuk menilai probabilitas kejadian MACCE pada pasien NSTEMI dengan T2DM yang diketahui sebelumnya dan T2DM yang baru didiagnosis.

Actions (login required)

View Item View Item
Selengkapnya
Sumber Repository UNHAS
Repository UNHAS