ARTICLE AD BOX
Wiratantra, Fitra Dion and Prof. Luchman Hakim, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D (2024) Etnobotani dalam Proses Penyangraian Kopi Tradisional pada Suku Osing, Jawa dan Madura di Kabupaten Banyuwangi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sangrai (roasting) kopi merupakan teknik untuk mematangkan kopi agar dapat dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk Menjelajahi proses sangrai kopi tradisional serta kearifan lokal di Kabupaten Banyuwangi, menganalisis pemanfaatan tanaman sebagai bahan bakar dalam proses tersebut, dan mendeskripsikan hasil cupping kopi dari berbagai suku masyarakat di Kabupaten Banyuwangi. Metode yang digunakan meliputi studi literatur, wawancara semi-terstruktur dengan menggunakan teknik snowball sampling, serta eksplorasi dan dokumentasi langsung di lapangan yang dianalisis secara deskriptif. Hasil sangrai kopi dari berbagai lokasi akan diuji cupping untuk mengevaluasi kualitas sensoriknya dengan menggunakan fine robusta cupping form. Eksplorasi kopi tradisional di Kabupaten Banyuwangi ditemui 5 tempat yang masih aktif melakukan sangrai kopi tradisional yaitu Manjehe, Yahiku, Mbo Yah, Nten dan Kasela coffee. Kopi robusta paling sering digunakan (RFC = 1) sebagai bahan baku utama dan bahan bakar, memberikan aroma khas. Manjehe Coffee dan Nidom Coffee memperoleh skor tertinggi (7,1), dengan keseimbangan rasa yang baik, aroma khas coklat dan gula tebu, serta tekstur lembut pada Manjehe Coffee dan keseimbangan manis-pahit pada Nidom Coffee. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumentasi penting untuk melestarikan warisan budaya kopi tradisional di Banyuwangi, serta memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan pengolahan kopi tradisional secara optimal.
English Abstract
Roasting coffee is a technique used to process coffee beans to make them consumable. This research aims to explore traditional coffee roasting methods and local wisdom in Banyuwangi Regency, analyze the utilization of plants as fuel in the roasting process, and describe the cupping results of coffee from various ethnic communities in Banyuwangi. The methods used include literature studies, semistructured interviews employing a snowball sampling technique, as well as direct field exploration and documentation analyzed with MS Excel and RFC. Coffee roasted from various locations will undergo cupping tests to evaluate its sensory quality using the Fine Robusta Cupping Form. The exploration of traditional coffee in Banyuwangi identified five locations that still actively practice traditional coffee roasting: Manjehe, Yahiku, Mbo Yah, Nten, and Kasela Coffee. Robusta coffee is most frequently used (RFC = 1) as the primary raw material and fuel, providing a distinctive aroma. Manjehe Coffee and Nidom Coffee received the highest scores (7.1), showcasing good flavor balance, a characteristic aroma of chocolate and cane sugar, and a smooth texture in Manjehe Coffee, as well as a balanced sweet-bitter profile in Nidom Coffee. This research is expected to serve as an important documentation to preserve the cultural heritage of traditional coffee in Banyuwangi and provide valuable information for the government and community to optimize traditional coffee processing
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
FITRA DION WIRATANTRA.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |