Pengaruh Komunikasi Orang Tua-Remaja, Motivasi dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Dhuafa Boarding School

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
Abstract

Prestasi belajar diprediksi sebagai salah satu strategi bagi siswa dhuafa untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Dengan prestasi belajar yang unggul, siswa dhuafa memiliki peluang lebih besar untuk meraih kesempatan-kesempatan baik di masa depan, sehingga mampu mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Peningkatan kemampuan berprestasi dapat dicapai melalui komunikasi yang berkualitas antara orang tua dan remaja, serta motivasi dan disiplin belajar yang tinggi. Namun, siswa dhuafa sering kali menghadapi berbagai tantangan, seperti kemampuan meraih prestasi belajar yang rendah, ketidakoptimalan pertumbuhan diri, serta tekanan ekonomi yang dapat menghambat fokus dan motivasi mereka dalam belajar. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk memahami faktor-faktor yang dapat mendukung peningkatan prestasi belajar siswa dhuafa, terutama melalui peran komunikasi orang tua, motivasi, dan disiplin belajar, sehingga mereka dapat mengatasi hambatan yang ada dan meraih masa depan yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi karakteristik remaja, karakteristik keluarga, komunikasi orang tua-remaja, motivasi, disiplin belajar, dan prestasi belajar siswa dhuafa boarding school, 2) menganalisis perbedaan antar jenis kelamin dan asal daerah dalam komunikasi orang tua-remaja, motivasi, disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa dhuafa boarding school, 3) menganalisis hubungan antara karakteristik remaja dan keluarga terhadap komunikasi orang tua-remaja, motivasi, disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa dhuafa boarding school, 4) menganalisis pengaruh komunikasi orang tua-remaja, motivasi belajar, dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa dhuafa boarding school, dan 5) mengeksplorasi kualitas komunikasi orang tua-remaja siswa dhuafa di boarding school serta kaitannya terhadap prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed-method) yaitu menggabungkan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Desain pada metode penelitian campuran yang digunakan adalah concurrent embedded strategy model yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif dilakukan secara bersamaan tapi memiliki bobot metode yang berbeda. Lokasi penelitian dilakukan di SMP Cendekia Baznas, Kabupaten Bogor. Kriteria responden yaitu siswa/i SMP kelas 7-9, berjenis kelamin laki-laki/perempuan dan memiliki orang tua utuh. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 148 siswa (kuantitatif) dan 12 siswa (kualitatif). Data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan secara self-administered dengan kuesioner terstruktur yang diunggah melalui google form (kuantitatif) dan wawancara semi terstruktur (kualitatif). Data sekunder didapatkan dari nilai rapot semester ganjil 2023/2024 yang merepresentatifkan dari prestasi belajar siswa. Data diolah melalui proses editing, coding, entry, scoring, cleaning, analyzing, serta interpretasi untuk data kuantitatif dan analisis tema untuk data kualitatif. Pengolahan dan analisis data menggunakan Microsoft Excel, Statistical Package for Social Science (SPSS) 25.0, Smart Partial Least Square (Smart-PLS) dan Nvivo. Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan siswa dhuafa boarding school seluruhnya terkategori kelompok usia remaja dengan dominasi berada pada kelompok usia remaja awal (11-13 tahun). Rata-rata tingkat pendidikan ayah dan ibu siswa didominasi tamat SMA. Seluruh keluarga siswa terkategori dhuafa. Komunikasi orang tua dengan siswa rata-rata terkategori sedang. Motivasi belajar siswa rata-rata terkategori tinggi. Disiplin belajar rata-rata terkategori sedang. Prestasi belajar siswa rata-rata terkategori tinggi. Siswa dengan usia yang lebih muda, berada di level kelas yang lebih rendah, memiliki kualitas komunikasi dengan orang tua yang lebih baik dibandingkan siswa dengan usia yang lebih tua, berada di level kelas yang lebih tinggi. Siswa yang berasal dari luar pulau Jawa memiliki kualitas komunikasi yang lebih baik dibandingkan siswa dari pulau Jawa. Siswa yang lebih muda, berada di level kelas yang lebih rendah memiliki disiplin belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan usia yang lebih tua, berada di level kelas yang lebih tinggi. Siswa dengan urutan kelahiran lebih awal dan berasal dari keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi memiliki disiplin belajar yang lebih baik dari pada siswa berasal dari keluarga dengan pendapatan yang lebih rendah dan urutan kelahiran akhir atau tunggal. Semakin meningkat usia siswa dan berasal dari level kelas yang lebih tinggi maka prestasi belajar semakin meningkat. Semakin baik komunikasi orang tua-remaja maka akan meningkatkan motivasi belajar, disiplin belajar namun menurunkan prestasi belajar. Prestasi belajar siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki. Komunikasi orang tua-remaja berpengaruh positif terhadap motivasi belajar dan disiplin belajar. Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap disiplin belajar. Komunikasi orang tua-remaja berpengaruh negatif signifikan terhadap prestasi belajar. Hal ini disebabkan oleh siswa kelas lebih rendah yang cenderung memiliki komunikasi lebih baik dengan orang tua tetapi prestasi belajarnya lebih rendah dibandingkan siswa kelas lebih tinggi. Namun, uji pengaruh menunjukkan bahwa hanya komunikasi orang tua-remaja yang secara langsung berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Hasil penelitian kualitatif menemukan empat tema utama yaitu mekanisme komunikasi, topik komunikasi, hambatan komunikasi, dan keterkaitan komunikasi orang tua terhadap prestasi belajar. Siswa berkomunikasi dengan orang tua melalui telepon, chat, surat, video call, dan penjengukan. Komunikasi dilakukan sepekan sekali pada hari Sabtu atau Minggu. Topik yang dibahas saat komunikasi meliputi kabar, diskusi, cerita, permintaan kebutuhan harian, permintaan doa, dan pemberian nasihat dan motivasi dari orang tua. Hambatan komunikasi disebabkan kendala finansial, distraksi, sinyal, perangkat komunikasi, kondisi orang tua dan siswa, serta keterbatasan waktu komunikasi. Komunikasi orang tua-siswa dhuafa di boarding school memiliki keterkaitan positif pada prestasi belajar karena meningkatkan motivasi, semangat berprestasi, memberikan dukungan spiritual dan moral siswa. Saran bagi orang tua yaitu meningkatkan kedisiplinan belajar terutama untuk siswa kelas 8 dan 9. Bagi sekolah dapat membuat kegiatan seminar untuk siswa baru mengenai strategi meraih kesuksesan akademik, mengadakan program pembiasaan belajar malam bagi seluruh siswa, dan meningkatkan fasilitas perangkat komunikasi dan durasi waktu komunikasi antara orang tua dan siswa. Bagi pemerintah dan lembaga zakat dapat memberikan subsidi pulsa bagi keluarga dhuafa yang menyekolahkan anak di boarding school. Pemerintah juga dapat meningkatkan pembangunan dan pengembangan infrastruktur telekomunikasi terutama di daerah yang masih mengalami kendala sinyal. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan mengkaji lingkungan sekolah dan kemampuan adaptasi siswa dhuafa di boarding school, serta melakukan penelitian perbandingan antara siswa dhuafa yang bersekolah di boarding school dan tidak bersekolah di boarding school

Selengkapnya
Sumber Repository IPB
Repository IPB