ARTICLE AD BOX
Kenta, Rahma (2025) PELEMBAGAAN PERLINDUNGAN REMAJA PEREMPUAN DARI KEKERASAN DALAM PACARAN: STUDI PENELITIAN DI UNIVERSITAS DIPONEGORO. Undergraduate thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.
Abstract
Kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan dalam pacaran (KDP),
merupakan persoalan yang serius dan kompleks di Indonesia. Meskipun telah ada
komitmen hukum seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) yang menegaskan
perlindungan terhadap korban kekerasan, cakupannya masih terbatas pada ranah
domestik. Namun, prinsip-prinsip perlindungan dalam UU ini menjadi pijakan
penting dalam upaya memperluas perlindungan terhadap kekerasan berbasis relasi,
seperti kekerasan dalam pacaran yang marak terjadi di kalangan remaja dan
mahasiswa. Fenomena ini menuntut adanya pelembagaan perlindungan yang
komprehensif, khususnya di lingkungan pendidikan tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kekerasan dalam pacaran
(KDP) di lingkungan Universitas Diponegoro (Undip), khususnya yang dialami
oleh mahasiswa perempuan, serta menganalisis komitmen lembaga perlindungan
dalam menanggulangi kasus tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah metode
kualitatif dengan menggunakan teori institusional oleh Scott (2008) dan konsep
kekerasan dalam pacaran oleh Murray (2006). Teori institusional digunakan untuk
memahami bagaimana organisasi kampus beroperasi dalam konteks sosial dan
institusional yang kompleks, sementara konsep KDP menjelaskan kekerasan
sebagai taktik untuk mempertahankan kontrol dalam hubungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat berbagai kebijakan
dan lembaga perlindungan seperti Satgas PPKPT, FWU, Bersua-Bersuara, Cahaya
Sintas, dan Badan Eksekutif Mahasiswa, masih ditemukan berbagai hambatan
dalam implementasi perlindungan terhadap korban. Hambatan tersebut mencakup
kurangnya transparansi dalam mekanisme pelaporan, minimnya edukasi
berkelanjutan, keterbatasan sumber daya, serta stigma sosial yang menghambat
korban untuk melapor. Temuan ini memperkuat pandangan bahwa kekerasan dalam
pacaran tidak hanya mencakup kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan emosional dan
verbal.
Penelitian ini merekomendasikan penguatan edukasi dan sosialisasi
mengenai KDP melalui berbagai media dan kegiatan kampus, perbaikan sistem
pelaporan dan layanan pendampingan, peningkatan kapasitas lembaga
perlindungan, serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi kebijakan secara berkala.
Selain itu, keterlibatan aktif pemerintah dalam mendorong kebijakan yang
komprehensif di lingkungan perguruan tinggi menjadi kunci dalam menciptakan
kampus yang aman dan bebas dari kekerasan.
Kata kunci: Kekerasan dalam pacaran, lembaga perlindungan, institusional,
mahasiswa perempuan, Universitas Diponegoro.
56. Ilmu Pemerintahan 2025
Actions (login required)
![]() |
View Item |