Karakter Sosiologis Kelompok Pemilih Millenial Perkotaan Dalam Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2019 Di Kota Surabaya

Kuncoro, Wahyu and Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, MS, and Dr.rer.pol M. Faishal Aminudin, S.S., M.Si. and Ali Mashuri, S.Psi.,M.Sc.,Ph.D. (2024) Karakter Sosiologis Kelompok Pemilih Millenial Perkotaan Dalam Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2019 Di Kota Surabaya. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan terkait dengan karakter sosiologis pemilih milenial di Kota Surabaya pada pmeilihan pilpres 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dan informasi dari informan menggunakan metode studi literatur dan dokumentasi, wawancara mendalam (indepth interview) dan focus gorup discussion. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa karakter sosiologis yang dimiliki oleh pemilih milenial di surabaya maka dapat dibedakan sebagai berikut : Pertama, dilihat dari informasi, pengetahuan, keterampilan dan tingkat pendidikan yang dimiliki para generasi milenial tentu dalam menentukan pilihan didominasi oleh kelebihan dari kandidat. Mekanisme ini mendorong para pemilih milenial menggali informasi secara mendalam terkait dengan calon yang dipilih. Kedua, prastise pekerjaan atau kekuasaan dalam masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat milenial dimana adanya faktor kuasa yang dimiliki oleh para pemuda milenial maka akan condong kepada salah satu pasangatn karena kebanyakan mereka menjadi aktor yang diperhitungkan oleh tim kampanye pemenangan. Dengan kuasa yang dimiliki, maka harapan kedepanya dapat memberikan kontribusi suara dan mampu mngajak para pemilih lain dengan modal sosial yang dimiliki. Masih memiliki keterikatan dengan ciri karakter sosiologis kedua, status sosial juga menjadi salah satu bentuk karakteristik sosiologis perilaku pemilih milenial. Hal ini berkaitan dengan keterlibatan mereka sebagai salah satu kemenangan kandidat. Mereka sebagai kaum milenial dipercaya oleh tim kampanye untuk dapat memenangkan kandidat dengan melakukan pendidikan politik. Hal ini menjadi salah satu cara bagi kandidat mendapatkan suara dari kaum milenial lainya. Terakhir, terkait dengan status ekonomi dimana kaum milenial juga masih memperhitungkan money politik dari kegiatan pemilu.

English Abstract

The aim to be achieved in this research is to explain the sociological character of millennial voters in the city of Surabaya in the 2019 presidential election. The method used in this research is qualitative with a case study approach. Data and information collection techniques from informants use observation and in-depth interviews. The results of this research show that several sociological characteristics possessed by millennial voters in Surabaya can be distinguished as follows: First, looking at the information, knowledge, skills and level of education possessed by the millennial generation, of course, in determining their choice, it is dominated by the advantages of the candidate. This mechanism encourages millennial voters to dig in-depth for information related to the chosen candidate. Second, the prestige of work or power in society. This also influences the voting behavior of the millennial community, where the power factor possessed by millennial youth will gravitate towards one partner because most of them are actors who are taken into account by the winning campaign team. With the power they have, they hope that in the future they will be able to contribute their votes and be able to invite other voters with the social capital they have. Still related to the second sociological character trait, social status is also a form of sociological characteristic of millennial voting behavior. This is related to their involvement as one of the winning candidates. They, as millennials, are trusted by the campaign team to be able to win candidates by carrying out political education. This is one way for candidates to get votes from other millennials. Lastly, related to economic status, millennials also still take into account political money from election activities. However, this does not apply in its entirety.

Text (DALAM MASA EMBARGO) Wahyu Kuncoro.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB)

Actions (login required)

View Item