KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI KUPANG DALAM UPAYA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DI BATANG DAN PEKALONGAN

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

SETYAWAN, Arif and Muhammad, Fuad and Hermawan, Ferry (2024) KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI KUPANG DALAM UPAYA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DI BATANG DAN PEKALONGAN. Masters thesis, UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Abstract

Sungai Kupang, salah satu dari 108 Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis di Indonesia yang terletak di Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan, mengalami penurunan kualitas air akibat pencemaran limbah domestik, pertanian, dan industri, khususnya di daerah hilir. Indikasi terjadinya pencemaran berat di hilir Sungai Kupang adalah warna sungai yang kehitaman dan tingginya kandungan Fecal Coliform. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan strategi pengelolaan DAS Kupang menggunakan metode SWOT, dengan menganalisis faktor pendukung dan
penghambat, serta menilai kualitas air melalui Indeks Pencemaran, Indeks Kualitas Air, dan Daya Tampung Beban Pencemaran. Sumber pencemaran diidentifikasi melalui Indeks Pencemaran Organik, Indeks Biodegradabilitas, dan Indeks Keanekaragaman Hayati untuk menilai dampak pencemaran terhadap ekosistem perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Kupang berfluktuasi antara tahun 2021 dan 2024. Air di hulu tergolong berkualitas baik, namun pencemarannya, baik ringan maupun berat, terjadi di bagian tengah dan hilir. Indeks Kualitas Air menunjukkan nilai dan kategori yang bervariasi: 48 pada tahun 2021 (kurang), 50 pada tahun 2022 (sedang), 44 pada tahun 2023 (kurang), dan 46 pada tahun 2024 (kurang) menggambarkan kualitas air Sungai Kupang sering tidak sesuai dengan keadaan alaminya sehingga dapat menggangu ekosistem perairan. Penyebabnya adalah kadar senyawa organik tinggi yang mengakibatkan beban pencemaran BOD pada tahun 2024 terlampaui sebesar -652,8 kg/hari dan berdampak pada kemampuan degradasi bahan organik. IB menunjukkan bahwa limbah pertanian dan industri merupakan sumber utama pencemaran, ditambah dengan limbah domestik di daerah padat penduduk seperti Grogolan. Meskipun demikian, nilai IKH menunjukkan bahwa Sungai Kupang memiliki potensi untuk pulih berkat proses pemurnian diri yang ditunjukkan dari laju penurunan pH. Faktor-faktor yang mendukung pengelolaan DAS Kupang mencakup kondisi hulu yang masih baik, regulasi yang efektif seperti Pertek air limbah, penerapan teknologi modern dalam pengawasan, dan peningkatan kesadaran masyarakat. Namun, pengelolaan terhambat oleh pengawasan yang lemah, ketidakefektifan pengelolaan limbah, ketiadaan sistem pengelolaan limbah domestik, dan rendahnya pengetahuan masyarakat. Menurut analisis SWOT, diperlukan strategi bertahan yang mencakup pelatihan pengelolaan limbah domestik, identifikasi lokasi pencemarann utama, optimalisasi IPAL Batik Komunal, peningkatan kapasitas pengawasan berbasis masyarakat, dan program edukasi sekolah mengenai pelestarian sungai. Langkah ini diharapkan dapat memitigasi pencemaran, meningkatkan kualitas air, dan mendukung keberlanjutan pengelolaan DAS Kupang.
Kata Kunci : DAS Kupang, Indeks Kualitas Air, Indeks Pencemaran Organik, Indeks Biodegradabilitas, Batang, Pekalongan

The Kupang River, among the 108 key watersheds in Indonesia situated in Batang and Pekalongan Regencies, has suffered a deterioration in water quality attributed to pollution from domestic, agricultural, and industrial waste, particularly in the downstream region. Evidence of significant pollution in the Kupang River's downstream includes the river's dark colouration and elevated levels of Faecal Coliform. This study seeks to establish a management strategy for the Kupang Watershed with the SWOT technique, by evaluating facilitating and obstructive factors, and analysing water quality via the Pollution Index, Water Quality Index, and Pollution Load Capacity. Pollution sources are determined using the Organic Pollution Index, Biodegradability Index, and Biodiversity Index to evaluate the effects of pollution on aquatic ecosystems. The study's findings indicate that the water quality of the Kupang River varies between 2021 and 2024. The upstream water is deemed of acceptable quality; nonetheless, contamination, both minor and severe, is present in the middle and downstream sections. The Water Quality Index presents fluctuating values and classifications: 48 in 2021 (poor), 50 in 2022 (moderate), 44 in 2023 (poor), and 46 in 2024 (poor), indicating that the water quality of the Kupang River frequently deviates from its normal state, potentially disrupting the aquatic ecosystem. The cause is the elevated concentrations of organic compounds, which led to the BOD pollution load in 2024 surpassing -652.8 kg/day and adversely affecting the capacity to decompose organic matter. Biodegradability Index indicates that agriculture and industrial waste are the primary contributors of pollution, alongside home trash in heavily populated regions like Grogolan. Nevertheless, the Biodiversity Index value indicates that the Kupang River possesses the potential for recovery due to the self-purification process, as seen by the decreasing pH levels. Elements that facilitate the management of the Kupang Watershed encompass favourable upstream conditions, efficient rules such as the Wastewater Pertek, the implementation of advanced technology in oversight, and heightened public awareness. Management is impeded by inadequate oversight, inefficient waste management, the lack of a home waste management system, and insufficient public awareness. The SWOT analysis indicates the necessity for a survival strategy encompassing home waste management training, identification of significant pollution sites, optimisation of the Batik Komunal IPAL, enhancement of community-based monitoring capabilities, and educational initiatives in schools focused on river protection. These measures are anticipated to alleviate pollution, enhance water quality, and promote the sustainability of Kupang Watershed management.
Keywords : Kupang Watershed, Water Quality Index, Organic Pollution Index, Biodegradability Index, Batang, Pekalongan.

Actions (login required)

View Item View Item
Selengkapnya
Sumber Eprints UNDIP
Eprints UNDIP