Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Posyandu Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamamaung

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Bungawali, Amanda Putri (2025) Hubungan Antara Frekuensi Kunjungan Posyandu Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamamaung. Skripsi thesis, UNIVERSITAS HASANNUDDIN.

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang : Kesehatan anak, khususnya status gizi balita, merupakan indikator penting dalam menilai kualitas kesehatan masyarakat. Di Indonesia, masalah gizi pada balita, seperti stunting dan wasting, menjadi perhatian serius, dengan prevalensi stunting mencapai 24,4% pada tahun 2021. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) berperan penting dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui pemantauan pertumbuhan dan penyuluhan nutrisi. Kunjungan rutin ke posyandu sangat diperlukan untuk mendeteksi masalah kesehatan anak secara dini. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi hubungan antara frekuensi kunjungan posyandu dan status gizi balita dengan metode pengukuran yang lebih komprehensif.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional.
Hasil : Penelitian ini mendapatkan sampel sebanyak 100 balita. Diketahui dari hasil survei terdapat 57 balita (57%) yang rutin berkunjung ke posyandu dan 43 balita (43%) yang tidak rutin berkunjung ke posyandu. Berdasarkan indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), Dari 57 balita yang aktif berkunjung ke posyandu, sebanyak 51 balita (89,5%) memiliki status gizi baik. Sebaliknya, pada kelompok balita yang kurang aktif (< 8 kali kunjungan per tahun), hanya 31 dari 43 balita (72%) yang berada dalam kategori gizi baik, sedangkan sisanya tersebar dalam kategori gizi kurang (9,3%), gizi buruk (0%), dan gizi lebih (18,6%). Pada indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), sebanyak 36 dari 57 balita yang sering berkunjung ke posyandu atau 63,2% memiliki tinggi badan normal untuk usianya. Di sisi lain, hanya 6 dari 43 balita yang jarang berkunjung atau 14% yang memiliki tinggi badan normal, sementara sisanya berada dalam kategori pendek (44,2%) dan sangat pendek (41,8%). Selanjutnya, pada indikator berat badan menurut umur (BB/U), sebanyak 45 dari 57 balita yang sering berkunjung ke posyandu atau 78,9% berada dalam kategori berat badan normal sesuai umur, sementara hanya 28 dari 43 balita yang jarang berkunjung atau 65,1% yang berada dalam kategori ini.
Kesimpulan : Berdasarkan indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), hasil analisa bivariat didapatkan p value (0,072) > ɑ (0,05) sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan spesifik antara frekuensi kunjungan Posyandu dengan status gizi balita. Pada indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), hasil analisa bivariat didapatkan p value (< 0,001) < ɑ (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan spesifik antara frekuensi kunjungan Posyandu dengan status gizi balita. Selanjutnya, pada indikator berat badan menurut umur (BB/U), hasil analisa bivariat didapatkan p value (0,03) < ɑ (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan spesifik antara frekuensi kunjungan Posyandu dengan status gizi balita.

Actions (login required)

View Item View Item
Selengkapnya
Sumber Repository UNHAS
Repository UNHAS