HOSPITAL MALNUTRITION PADA PASIEN BEDAH ONKOLOGI DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI 2022 - JANUARI 2024

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Adrian, Wina (2025) HOSPITAL MALNUTRITION PADA PASIEN BEDAH ONKOLOGI DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI 2022 - JANUARI 2024. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

Abstract (Abstrak)

Malnutrisi merupakan masalah yang umum terjadi pada pasien bedah
onkologi, yang sering kali diperburuk oleh efek kanker dan pengobatannya. Malnutrisi
dikaitkan dengan hasil klinis yang buruk, termasuk angka kematian yang lebih tinggi, masa
rawat inap yang lebih lama, dan peningkatan komplikasi. Malnutrition Screening Tool (MST)
adalah metode yang sangat penting untuk mengidentifikasi risiko malnutrisi pada saat
pasien masuk rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menilai prevalensi malnutrisi
dengan menggunakan MST dan mengevaluasi nilai prognostiknya terkait dengan hasil
klinis, seperti lama rawat inap, penanda inflamasi, dan mortalitas pada pasien bedah
onkologi.
Metode: Sebuah penelitian kohort retrospektif dilakukan di Rumah Sakit Dr. Wahidin
Sudirohusodo di Makassar, Indonesia, dari Januari 2022 hingga Januari 2024. Status gizi
dinilai dengan menggunakan MST, dan hasil klinis utama – Length of Stay (LOS), penanda
inflamasi (Neutrophil-to-Lymphocyte Ratio [NLR]), albumin serum, Total Lymphocyte Count
(TLC), dan Prognostic Nutritional Index (PNI) - dianalisis. Perbandingan statistik dilakukan
dengan menggunakan uji chi-square dan uji-t, dengan signifikansi statistik yang ditetapkan
pada p <0,05.
Hasil: Di antara 284 pasien, 33,8% diklasifikasikan sebagai malnutrisi (MST ≥2). Pasien
dengan skor MST yang lebih tinggi memiliki hasil klinis yang secara signifikan lebih buruk,
termasuk mortalitas yang lebih tinggi (33,3% vs 12,3% untuk MST <2, p <0,001). Pasien
yang kurang gizi menunjukkan penanda inflamasi dan nutrisi yang lebih buruk, dengan NLR
yang lebih tinggi (6,13 vs 4,68, p = 0,05), albumin yang lebih rendah (3,0 g/dL vs 3,3 g/dL,
p = 0,004), dan PNI yang lebih rendah (36,4 vs 41,8, p <0,001). Tidak ada perbedaan
signifikan yang ditemukan pada LOS antara kedua kelompok (median 10 hari vs 9 hari, p =
0,732).
Kesimpulan: Malnutrisi, seperti yang diidentifikasi oleh MST, sangat terkait dengan
peningkatan mortalitas dan memburuknya penanda inflamasi dan nutrisi pada pasien bedah
onkologi. Temuan ini menggarisbawahi perlunya skrining gizi rutin dan intervensi tepat
waktu untuk meningkatkan hasil klinis pada populasi yang berisiko tinggi.

Actions (login required)

View Item View Item
Selengkapnya
Sumber Repository UNHAS
Repository UNHAS