Analisis Spasial Indeks Kesesuaian Sebagai Kawasan Ekowisata Mangrove Pulau Lusi, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

Pangestu, Jabbar Illah and Dr. Ir. Jhohanes Bambang Rahadi Widiatmono, MS and Prof. Dr. Ir. Bambang Suharto, MS (2025) Analisis Spasial Indeks Kesesuaian Sebagai Kawasan Ekowisata Mangrove Pulau Lusi, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pulau Lusi merupakan pulau reklamasi di Kabupaten Sidoarjo yang terbentuk akibat pembuangan lumpur dari Lumpur Sidoarjo ke Sungai Porong sejak tahun 2006. Pulau Lusi kini berkembang menjadi kawasan ekowisata Mangrove sekaligus pusat konservasi Mangrove dengan luas mencapai 175,34 hektar. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis indeks kesesuaian sebagai kawasan ekowisata Mangrove berdasarkan distribusi kerapatan Mangrove, jenis Mangrove, ketebalan Mangrove, pasang surut, dan keberadaan objek biota, serta menghasilkan peta kesesuaian ekowisata di Pulau Lusi. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah deskriptif kuantitatif. Analisis spasial dilakukan dengan dukungan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan metode Inverse Distance Weighted (IDW). Data primer diperoleh melalui pengukuran lapangan pada 13 titik pengamatan yang tersebar di Pulau Lusi, sedangkan data sekunder diperoleh dari citra satelit Sentinel-2A dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kerapatan Mangrove di Pulau Lusi adalah 1746 individu/ha, tergolong dalam kategori sangat padat menurut klasifikasi Rahman et al. (2019). Sebaran kerapatan Mangrove yang dikategorikan sangat padat adalah sebesar 88,4% dari luas keseluruhan Pulau Lusi. Berdasarkan hasil analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), sebanyak 3,9% (6,78 hektar) kawasan tergolong sangat sesuai, 38,3% (67,15 hektar) tergolong sesuai, dan 57,8% (101,41 hektar) tergolong sesuai bersyarat. Area dengan kategori sangat sesuai berada di bagian barat laut, sementara kategori sesuai bersyarat dominan di bagian tengah dan selatan. Hasil penelitian mencerminkan bahwa sebagian besar area Mangrove Pulau Lusi memiliki potensi besar untuk pengembangan wisata.

English Abstract

Pulau Lusi is a reclamation island in Sidoarjo Regency, formed due to the disposal of mud from the Sidoarjo Mudflow into the Porong River since 2006. Pulau Lusi has now developed into a mangrove ecotourism area as well as a mangrove conservation center with a total area of 175.34 hectares. This study aims to analyze the suitability index for the mangrove ecotourism area based on the distribution of mangrove density, mangrove species, mangrove thickness, tidal patterns, and the presence of biota objects, as well as to produce an ecotourism suitability map for Pulau Lusi. The method used for data analysis is descriptive quantitative. Spatial analysis was carried out with the support of Geographic Information Systems (GIS) using the Inverse Distance Weighted (IDW) method. Primary data were obtained through field measurements at 13 observation points spread across Pulau Lusi, while secondary data were obtained from Sentinel-2A satellite imagery and literature studies. The results of the study show that the average mangrove density on Pulau Lusi is 1746 individuals/ha, classified as very dense according to the classification by Rahman et al. (2019). The distribution of mangrove density categorized as very dense covers 88.4% of the total area of Pulau Lusi. Based on the analysis of the Tourism Suitability Index (IKW), 3.9% (6.78 hectares) of the area is classified as highly suitable, 38.3% (67.15 hectares) is classified as suitable, and 57.8% (101.41 hectares) is classified as conditionally suitable. The highly suitable area is located in the northwest, while the conditionally suitable category is dominant in the central and southern parts. These findings reflect that most of the mangrove area on Pulau Lusi has significant potential for tourism development.

Text (DALAM MASA EMBARGO) Jabbar Illah Pangestu.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB)

Actions (login required)

View Item