AKTIVITAS ANTIOKSIDAN METABOLIT SEKUNDER DARI JAMUR BROWN-ROT ASAL EKOSISTEM MANGROVE (24dik71)

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

KRISTANTO, MICHAEL ADITYA (2024) AKTIVITAS ANTIOKSIDAN METABOLIT SEKUNDER DARI JAMUR BROWN-ROT ASAL EKOSISTEM MANGROVE (24dik71). Undergraduate thesis, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Abstract

Jamur brown-rot merupakan jamur dari kelas Basidiomycota yang
bertanggung jawab dalam proses daur ulang karbon melalui proses biodegradasi
kayu. Namun potensi lain dari jamur brown-rot selain sebagai pendegradasi kayu
belum banyak dilaporkan. Penelitin ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies
jamur brown-rot yang terdapat di ekosistem mangrove, menentukan potensi
antioksidan yang dimiliki jamur brown-rot beserta kandungan senyawa metabolit
sekunder di dalamnya.
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksploratif
kuantitatif dengan tahapan penelitian meliputi pengambilan sampel, identifikasi
molekuler, ekstraksi senyawa metabolit sekunder dengan maserasi bertingkat
menggunakan 3 pelarut berbeda (n-heksan, etil asetat, dan etanol), pengujian
antioksidan memakai metode DPPH (1, 1-diphenyl-2-picrylhydracyl) dan ABTS
(2,2-Azinobis 3-ethyl benzothiazoline 6-sulfonic acid), serta karakterisasi
metabolit sekunder dengan metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis). Plat KLT
divisualisasi dengan sinar UV 366 nm serta dideteksi menggunakan reagen
Draggendorf, FeCl3, vanilin-asam sulfat, dan DPPH.
Identifikasi secara molekuler diperoleh hasil jamur brown-rot kode M2
adalah Gloeophyllum striatum dengan persen identifikasi mencapai 99,46%.
Karakterisasi
metabolit
sekunder dengan beberapa reagen penampak
menunjukkan bahwa ekstrak kasar etil asetat dan etanol mengandung senyawa
fenolik yang diduga memiliki gugus karbonil (golongan aldehid atau keton) dan
berpotensi sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada
ekstrak etanol, dengan nilai %RSA terbesar adalah 67,42% untuk metode DPPH
pada konsentrasi 1000 ppm dan 63, 17% untuk metode ABTS pada konsentrasi
1500 ppm. Nilai IC50 metode DPPH diperoleh sebesar 651,38 ppm dan metode
ABTS sebesar 1088,4 ppm.

Actions (login required)

View Item View Item
Selengkapnya
Sumber Eprints UNDIP
Eprints UNDIP